Kondisi beberapa bahan pokok konsumsi masyarakat pascalebaran Idulfitri 1445 H, mengalami fluktuasi. Artinya ada yang meningkat, stabil dan ada yang turun.
Seperti beberapa komoditi bumbu dapur cabai, bawang merah, gula dan lainnya yang mengalami kenaikan pasca lebaran. Sedangkan untuk beras terpantau berangsur turun.
Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB) Dr. Devi Valeriani, S.E.,M.Si mengungkapkan terdapat beberapa faktor pemicu kenaikan harga sehingga supply demand mengikuti mekanisme pasar.
Ketersedian pasokan yang belum berjalan normal, baik dari sisi pemasok, petani dan transportasi barang menjadi pemicu terjadinya fluktuasi pada komoditi bahan pokok.
Devi menuturkan, pasca lebaran aktifitas pelaku UMKM belum normal seluruhnya, sehingga masih banyak yang belum melakukan transaksi ekonomi.
Kata dia, Harga cabai sempat turun dibandingkan pada saat menjelang lebaran, hal ini menunjukkan bahwa stok cabai tersedia cukup dan cabai adalah bahan pokok yang tidak tahan lama, sehingga jika tidak terjual akan membusuk, salah satu strategi adalah dengan menurunkan harga jual.
Berbeda dengan bawang merah yang melonjak tajam harganya pasca lebaran, situasi ini berulang karena supply demand yang berperan.
Melihat kondisi ini Devi mengungkapkan, rumah tangga harus berupaya menyesuaikan kenaikan harga tersebut dengan pendapatannya.
“Beragam upaya masyarakat mencari alternatif dengan membeli bahan pokok dengan harga terjangkau, contoh beras mungkin dengan kenaikan tersebut rumah tangga akan membeli beras kualitas yang rendah dan dengan harga yang lebih terjangkau. Hal tersebut dilakukan karena tidak semua rumah tangga memiliki penghasilan yang tinggi, dan kondisi ini berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Pendapatan masyarakat itu cenderung tetap namun harga bahan pokok sering mengalami peningkatan,” tutur Devi
Menurutnya, Langkah awal pemerintah menghadapi kondisi ini yaitu dengan memantau pergerakan harga bahan pokok.
Sedangkan aksi nyatanya adalah dengan menggelar operasi pasar murah yang akan sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.
Kegiatan-kegiatan operasi pasar merupakan bagian dari menekan angka inflasi di daerah, yang harus didukung oleh Bulog, Bank Indonesia, agen dan distributor.
“Sebaiknya Langkah yang diambil pemerintah daerah juga membolehkan distributor menjual barang di lokasi operasi pasar dengan ketentuan harga jual di bawah pasaran. Perlu juga dipertimbangkan operasi pasar terbuka khusus pelaku UMKM, agar pertumbuhan dan perkembangan usahanya tetap berlanjut di tengah kenaikan harga bahan pokok,” ujarnya.
Dampak kenaikan bahan pokok terhadap pelaku UMKM akan menyebabkan biaya produksi meningkat, tentunya akan berdampak bagi harga jual.
“Ada sebagian pelaku UMKM tidak menaikkan harga jual, namun strategi yang digunakan adalah mengurangi volume produknya, yang penting harga tetap dan konsumen terjangkau untuk membelinya. Kondisi ini tentunya tidak dapat dipertahankan karena keuntungan bagi pelaku UMKM akan semakin berkurang. Sehingga peran pemerintah dalam menstabilkan harga bahan pokok sangat diperlukan,” tuturnya