Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Devi Valeriani menilai maraknya transportasi berbasis online baik transportasi roda dua maupun transportasi roda empat, memiliki dampak bagi angkutan umum konvesional atau lebih dikenal dengan istilah angkot.
Seperti diketahui keberadaan angkutan umum ini mulai tergerus dan sepi peminat.
Di Kota Pangkalpinang sampai saat ini kita masih menemukan seliweran angkutan umum di jalan-jalan utama dengan rute-rute tertentu, antar terminal maupun dengan tujuan-tujuan tertentu seperti, BTC maupun Ramayana.
Tak dipungkiri Devi, sepinya gairah angkot saat ini mengingat sebagian warga Pangkalpinang lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi seperti motor.
Apalagi untuk memiliki kendaraan bermotor saat ini, jauh lebih fleksibel, dengan berbagai tawaran promosi yang membuat konsumen tertarik membeli motor secara kredit.
“Memiliki kendaraan atau membeli kendaraan bermotor sekrang dapat difungsikan sebagai alat untuk memperoleh pendapatan dengan memfungsikan nya sebagai driver online,” tutur Bu Devi.
Dia menuturkan, ditengah kondisi saat ini sangat sulit bagi pelaku usaha jasa angkutan umum untuk bertahan di tengah maraknya digitalisasi mendampingi hidup manusia.
“Masih terdapat konsumen tertentu yang menggunakan angkutan umum, seperti ketika berbelanja dalam jumlah banyak, barang yang dibeli tidak bisa diangkut dengan kendaraan roda dua, maka alternatifnya adalah menyewa angkutan umum tersebut,” ucapnya.
Dia menyebut, transportasi berbasis online telah menciptakan lapangan kerja baru bagi para online driver, serta memberikan kemudahan layanan transportasi bagi para konsumen, dan ikut serta mendukung perkembangan ekonomi kreatif baik secara lokal maupun secara nasional.
Ditengah kondisi ini, dia menyarankan agar Pemerintah daerah dapat melakukan strategi penyelamatan angkutan umum dengan melakukan rerouting, seperti mengevaluasi jalur mana yang memang banyak dibutuhkan konsumen.
“Hal penting lainnya yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah dengan mempertimbangkan usia kendaraan tidak boleh mencapai 20 tahun. Kelayakan dan penampilan angkutan umum pun menjadi pertimbangan, sehingga dapat menarik minat konsumen untuk menggunakan angkutan umum,” ucapnya.
Lanjut Devi, Strategi lainnya yang dapat dilakukan yakni dengan meremajakan angkutan umum bergambar destinasi-destinasi wisata di Kota pangkalpinang menjadi alternatif untuk menarik perhatian penguna jasa angkutan.
“Mendesain warna yang semenarik mungkin, dan bisa juga dikembangkan untuk jalur wisata keliling-keliling kota. Bekerjasama dengan dinas pariwisata dalam penerapan rerouting, dengan dinas pendidikan melalui sekolah-sekolah dengan memanfaatkan kendaraan umum yang ramah lingkungan aman dan melatih anak-anak untuk mengetahui fungsi dari angkutan umum bisa menjadi daya tarik,” ucapnya.